Perjalanan panjang seorang gadis
seorang gadis berumur 6 tahun setengah sudah mulai masuk
kesekolah dasar barunya,awalnya gadis itu berharap ibunya lah yang mengantarnya
kesekolah dihari pertamanya tetapi yang mengantar gadis kecil itu adalah
neneknya dan dalam hati gadis kecil itu terselip rasa iri terhadap
teman-temannya yang diantar oleh ibu mereka masing-masing.
Tetapi gadis itu ingin protes kepada papah dan mamahnya dan
diurungkan niat gadis itu karena hari itu ia cukup lelah dengan aktivitasnya yang
menguras tenaga gadis kecil itu,dan dihari kedua dan seterusnya gadis kecil itu
tidak pernah protes lagi dengan orang tuanya mungkin karena sudah terbiasa
dengan atau tanpanya mamah yang mengantar ke sekolah.
Selama gadis itu duduk dibangku kelas 1 dan 2 SD ia selalu
diantar oleh neneknya dan jangan heran gadis itu lebih dekat dengan neneknya
dibandingkan dengan mamah yang melahirkannya,makan pun selalu disuapi oleh
tantenya bukan mamahnya,mandi pun bukan dengan mamahnya tetapi dengan nenek
atau dengan tantenya sendiri.dan sewaktu gadis kecil itu duduk dibangku kelas 3
SD dia sudah bisa belajar mandiri dengan tidak mengharapkan siapa pun yang
mengantarkannya kesekolah lagi.
Tetapi tidak tahukah ayah dan ibunya bahwa hati gadis kecil
itu masih merasa iri dengan teman-temannya yang masih suka diantar oleh orang
tuanya,dan seterusnya gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi gadis ABG yang sudah
duduk dibangku kelas 6 SD dan tiba saatnya gadis itu lulus dan sekolah
mengadakan acara jalan-jalan kedaerah puncak dan gadis itu menikmatinya tetapi
sewaktu gadis itu pulang dari acara jalan-jalannya apa yang diinginkan gadis
itu tidak ada yaitu orang tuanya atau keluarganya yang harusnya menjemputnya
tetapi mereka tidak ada yang datang dan betapa hancurnya hati gadis kecil itu.
Dan hari sudah terbilang sudah malam harusnya gadis itu
pulang dengan wajah yang ceria tetapi dia hanya bisa diam dan diantar oleh
tetangganya yang kebetulan anaknya berumur sama dan kelas yang sama,sewaktu
sampai dirumah gadis kecil itu tidak menemukan orang tuanya yang belum pulang
dari kantor,lalu si gadis kecil bertanya dengan tantenya dimana papah sama
mamahnya dan tante sigadis menjawab belum pulang dari kantor betapa hancurnya
hati si gadis kecil karena orang tuanya belum juga pulang dan ia belum bisa
memberitahukan kalau ia sudah lulus dari sekolah dasar.
Dan sudah saat gadis itu masuk sekolah menengah
pertama,mungkin karena sekolah menengah pertama untuk apa diantar oleh orang
tuanya dan neneknya dia juga bisa sendiri,lalu si gadis mempunyai seorang adik
yang masih berumur beberapa minggu betapa takutnya ia karena mamah dan papahnya
yang akan menyayangi adiknya lebih dari orang tuanya menyayanginya tetapi orang
tuanya memberi pengertian mereka akan adil dalam kasih sayang dan gadis itu percaya
saja.
Lalu setelah lulus sekolah menengah pertama masuklah si gadis
ke sekolah menengah atas yang sudah mewajibkan ia untuk dewasa dan untuk
pertama kalinya mamahnya ikut untuk mengantar pendaftaran sekolah dan ini
merupakan suatu hal yang sangat aneh untuk gadis itu karena ia sudah terbiasa
sendiri dan sampai seterusnya gadis yang sudah tumbuh dari dewasa ini kurang
terbuka dengan orang tuanya karena ia tidak terlalu dekat dengan mereka.