MAKALAH
SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI
KONSEP
MANAJEMEN BASIS DATA DALAM SIG
4KA18
17112346 | THATEANA SHITANOVA R.
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Model basis data
menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan dalam basis data. Beberapa
literatur menggunakan istilah struktur data logis untuk menyatakan keadaan ini.
Model dasar yang paling umum yaitu :
1. Model
Hirarki
Model
hirarki biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model
ini menggunakan pola hubungan orang tua & anak. Setiap simpul (biasa
sinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul
yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua.Setiap orang
tua bisa memiliki satu hubungan (1 : 1) atau beberapa anak (1 : M), tetapi
setiap anak hanya memiliki satu orang tua. Simpul-simpul yang dibawahi oleh
simpul orang tua disebut anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua
disebut akar. Simpul yang tidak memiliki anak disebut daun. Adapun hubungan
antara anak dan orang tua disebut cabang. Beriktu memperlihatkan contoh model
hirarki, yang terdiri atas 4 level dan 13 simpul.Pada contoh diatas, A
berkedudukan sebagai akar, dan berkedudukan sebagai orang tua dari simpul B, C,
D, dan E. Keempat simpul yang disebutkan belakangan ini disebut sebagai anak
simpaul A. C juga dapat berkedudukan sebagai orang tua , yaitu orang tua F dan
G. Adapun simpul F, G, H, I, J, L, dan M disebut sebagai daun.Contoh produk
DBMS yang menggunakan model hirarki adalah IMS (Information Management System)
, yang dikembangkan oleh dua perusahaan IBM dan Rockwell International
Corporation.
2. Model
Basis Data Relasional Dan Sig
Perbedaan
penekanan para perancang sistem SIG pada pendekatan basis data untuk
penyimpanan koordinatkoordinat peta dijital telah memicu pengembangan dua
pendekatan yang berbeda dalam mengimplementasikan basis data relasional di
dalam SIG. Pengimplementasian basis
data relasional ini didasarkan pada model data hybrid atau
terintegrasi.
3. Model Data Hybrid
Nah ini merupak inti dari pembahasan kita, jadi langkah awal pada
pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme
penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi,
tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik).
Berdasarkan hal ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files
sistem operasi direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output,
sementara data atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang
standar.
Maka perangkat lunak SIG bertugas
mengelola hubungan (linkage) anatar files kartografi (lokasi) dan DBMS (data
atribut) selama operas-operasi pemrosesan peta yang berbeda (misalnya overlay)
berlangsung. Sementara digunakan beberapa pendekatan yang berbeda untuk
penyimpanan data kartografi, mekanisme untuk menghubungkan dengan basis datanya
tetap sama secara esensial, berdasarkan nomor pengenal (ID) yang unik yang
disimpan di dalam sebuah tabel atribut basis data yang memungkinkannya tetap
terkait dengan elemen-elemen peta yang bersangkutan.
4. Model Data Terintegrasi
Pendekatan modael data terintegrasi juga dideskripsikan sebagai pendekatan
sistem pengelolaan basis data (DBMS) spasial, dengan SIG yang
bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya pada saat ini
adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel relasional yang menyimpan
data-data koordinat peta (titik, nodes, segmen garis, dl.) bersama dengan tabel
lain yang berisi informasi topologi. Data-data atribut disimpan di dalam
tabel-tabel yang sama sebagai basis data map feature (tabel internal atau abel
yang dibuat secara otomatis) atau disimpan di dalam tabel-tabel yang terpisah
dan dapat diakses melalui operasi relasioanl “JOIN”.
Gambar 1
Integrasi Data, yaitu model integrasi data yang
dilakukan langsung pada database atau struktur data dari aplikasi dengan
mengabaikan presentasi dan business logic ketika membuat integrasi. Model
integrasi data dapat dilihat pada
Gambar-2
Keunggulan dari model integrasi data ada pada
fleksibilitas yang lebih baik dari model presentasi dan memungkinkan data
digunakan oleh aplikasi lain. Namun jika ada perubahan model data, maka
integrasi tidak berfungsi lagi
Integrasi Fungsional, melakukan integrasi pada level
business logic dengan memanfaatkan distributed processing middleware. Model
integrasi fungsional dapat dilihat pada
Gambar-3.
Gambar 3
Keunggulan dari integrasi fungsional ada pada
kemampuan integrasi yang kuat di antara model integrasi yang lain. Selain itu,
model integrasi fungsional menggunakan true code reuse infrastructure untuk
beberapa aplikasi pada enterprise.
Sumber ref: