Selasa, 01 Juli 2014

bekerja sama dalam teamwork



BEKERJA SAMA DALAM TEAM(KELOMPOK)
A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4. Menurut  Muzafer Sherif, Kelompok  adalah kesatuan  yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

KARAKTERISTIK KELOMPOK :
    Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.


:

Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :

1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat

B. TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
 Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
-          Tahap 1 - Forming
    Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
-          Tahap 2 - Storming
    Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
-          Tahap 3 - Norming
    Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok. 
-          Tahap 4 - Performing
     Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
-          Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
     Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

C.  KEKUATAN TEAM WORK
      Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
      Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
      Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.


D. IMPLIKASI MANAJERIAL

           Kesimpulannya Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.
Dalam sebuah tim atau kelompok, tidak jarang terjadi silang pendapat antar anggota kelompok. Perselisihan bisa disebabkan oleh banyak hal, dan terkadang menimbulkan komunikasi yang kurang baik antar anggota. Kondisi ini tentu tidak sehat dalam meneruskan kerja tim yang dilaksanakan, karena dapat berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan. Tim yang sehat akan berdampak positif pada kualitas pekerjaan yang dihasilkan, misalnya saja pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan target pencapaian yang memuaskan. Tim yang sehat tidak lepas dari pengaruh pola kepemimpinan yang dijalankan oleh ketua kelompok.
Ketua tim/kelompok harus mampu meminilisir konflik yang ada dalam internal kelompok. Pengalaman menjadi anggota kelompok dalam kegiatan perkuliahan memberi banyak kesempatan bagi saya untuk mengenal secara lebih dekat rekan/teman yang tergabung dalam satu prodi yang sama. Dunia kampus yang cenderung individualis dalam beberapa hal mempengaruhi komunikasi sosial antar mahasiswa. Melalui pembentukan tim pada tugas kuliah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi kita sebagai manusia, karena kita bukan robot.
Kemampuan manusia sebagai mahluk individu tidak dapat diragukan, karena setiap manusia dibekali keterampilan dan potensi tersendiri. Pengelolaan potensi diri secara maksimal menghasilkan keunggulan diri dalam bidang-bidang terkait yang digeluti. Melalui kerjasama tim, setiap anggota kelompok “ditantang” untuk mengontrol kemampuan/keunggulan individualis untuk melebur dengan keunggulan anggotan tim yang lain. Tim/kelompok membantu kita untuk mendengar lebih banyak, bahkan dalam sehari terkadang sebuah tim akan menghabiskan waktu untuk mendiskusikan satu permasalahan saja.
Para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada kerja tim daripada bergantung pada individual-individual yang menonjol. Tracy (2006) menyatakan bahwa, “Kerja tim merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Kerja tim dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Biasanya kerja tim beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan”.
Pada pembentukan awal sebuah tim, belum terjadi gesekan persilangan pendapat yang signifikan, tahap ini masih berupa pengenalan. Memasuki tahap kedua fase storming, konflik mulai sering terjadi. Berdasarkan pengalaman, pemicu konflik pada tahap ini terletak pada penyerahan ide sepenuhnya pada satu orang saja. anggota lain merasa lebih suka mengerjakan daripada menyumbangkan ide.
Krisis ide menyebabkan anggota kelompok mudah berselisih paham. Namun perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, pertemuan selanjutnya biasanya anggota kelompok mulai mereviev kemunduran yang telah terjadi, dan berusaha kembali untuk meningkatkan kualitas pekerjaan berdasarkan tanggungjawab yang diberikan.


·         Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
·         Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
* Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Kelompok dipandang dari segi persepsi
            Didasarkan pada persepsi dari para anggota kelompok,bahwa para anggota harus mengetahui hubungan mereka dengan anngota yang lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok.dengan demikian,kelompok dipandang dari persepsi anggota diidentifikasi sebagai sejumlah orang yang melakukan interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu.dalam pertemuan itu,tiap-tiap anggota menerima suatu kesan atau persepsi mengenai anggota yang lain yang sangat berbeda sehingga dia dapat segera atau kemudian memberikan reaksi kepada anggota yang lain sebagai individu,walaupun kesan itu merupakan ingatan bahwa anggota yang lain itu ada.

Jenis-jenis kelompok
Dalam organisasi apapun,pasti akan timbul kelompok didalamnya.hal demikian disebabkan adanya pencapaian tujuan yang memerlukan tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan dan karyawan yang ditugaskan melaksanakan pekerjaan itu,kelompok karyawan yang ditugaskan pasa posisi mereka dalam organisasi dinamakan kelompok formal.sebaliknya,bila individu bergabung atas dasar sifat yang berbeda dari kegiatan yang disyaratkan organisasi.
1.kelompok formal
            Kebutuhan dari proses organisasi menimbulkan formulasi jenis-jenis kelompok yang berbeda-beda.secara khusus,ada dua kelompok formal,yaitu kelompok komando dan kelompok tugas.kelompok komando ditentukan oleh bagian organisasi,kelompok bawahan melaporkan kepada pemimpin tertentu,hubungan wewenang anatara manajer dan supervisor atau supervisor dengan bawahannya.
2.kelompok informal
            Kelompok informal adalah pegelompokkan secara terbagi yang orang berada didalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan dari orang lain.




Referensi :
-          Buku perilaku organisasi
-          Buku perilaku dalam organisasi,PROF.DR.WIBOWO,S.E.,M.PHIL